| Image: pinterest.com |
| Dalam keadaan apapun saya selalu menjaga emosi saat berhadapan dengan orang lain. Sekalipun sedang amat sangat diluapi rasa amarah. Cara saya membendung amarah yakni dengan berdiam diri, hingga semua mereda dan kembali dingin. Karena saya sangat menyadari panasnya luapan api amarah. Amarah hadir hanya memperburuk keadaan. Bisa saya pastikan segala sesuatu yang berasal dari amarah hanya menghasilkan kesia-siaan.
Begitupula dengan perkataan. Terkadang kita tidak mengerti perkataan yang kita lontarkan kepada orang lain akan menyebabkan hatinya terluka. Sengaja ataupun tidak. Maka dari itu hendaklah mengkontrol emosi yang ada, pergunakan emosi sesuai dengan kondisinya.
Ada sebuah cerita tentang Sidhartha Gautama (Buddha) yang mendapatkan perkataan kasar dari seseorang.
Dikala itu buddha sedang berjalan melewati suatu desa.
Ketika itu seorang pemuda yang kasar dan pemarah datang untuk menghinanya.
"Kamu tidak berhak mengajari dan mengedukasi orang lain" teriak pemuda tersebut.
"Kamu sama halnya seperti kebanyakan orang, palsu dan bodoh"
Buddha pun tidak merasa marah dan kecewa dengan penghinaan pemuda tersebut. Sebaliknya ia malah bertanya pada pemuda tersebut
"Beritahu saya, jika kamu membeli hadiah untuk dibagikan ke seseorang dan orang itu tidak mengambilnya, untuk siapa hadiah itu?"
Pemuda itu terkejut dan heran bahwa buddha malah menayakan pertanyaan aneh itu dan pemuda itu pun menjawab
"Jika orang tersebut tidak mengambilnya, itu akan menjadi milik saya, karena saya yang telah membeli hadiah itu".
Buddha pun tersenyum dan berkata kepada pemuda itu,
"Itu benar. dan itu sama halnya dengan amarahmu saat ini. Jika kamu marah kepadaku dan aku tidak merasa dihina, maka kemarahan itu hanya akan kembali padamu. "
"Jika kamu ingin berhenti menyakiti dirimu sendiri, kamu harus menyingkirkan amarahmu dan sebaliknya menjadilah pengasih"
"Disaat kamu membenci orang lain, maka kamu sendiri menjadi tidak bahagia. Tetapi ketika kamu mencintai orang lain"
Buddha pun tersenyum, "semua orang bahagia".
Amanat apa yang termuat?
Betapa bijaksana Buddha dalam menyikapinya, segala bentuk amarah yang hadir hanya akan menyakiti diri sendiri. Amarah hanya membuat tubuh tersakiti, karena energi hanya terkuras untuk hal negatif. Luapan amarah, hanya memperburuk suasana, ucapan, dan prilaku. Jika kita tidak ingin menyakiti diri sendiri, mulailah tenang. Giring energi positif untuk ketentraman sekitar kita.
"Kemarahan adalah musuhmu. Taklukkan dia, dan jangan biarkan amarah itu mengalahkanmu."
– Ali bin Abi Thalib.
"Sabar sesaat ketika sedang marah akan menyelamatkanmu dari ribuan penyesalan."
– Ali bin Abi Thalib.
0 Komentar