Penulis: Firman Nofeki Sastranusa
Perjamuan sunyi
Tak banyak yang kuambil
selebihnya kukembalikan padamu
Biar kau baca sendiri bibir yang sunyi
takdir yang tak bergeming
Tak banyak yang bisa kubahasakan
Di mataku kata-kata melebur
menjelma hening yang melauti keghaiban
Sampaikah padamu, kekasih,
percakapan-percakapan di kedai kopi?
Ketika hari hampir habis
tempat kita pernah menyeduh pahit dari luka sendiri
Sampaikah padamu pesan yang dibawa uap kopi pada udara yang berpendar?
Tak banyak yang bisa kuambil
Selebihnya kukembalikan padamu
agar kau ingat jalan yang telah kau tinggalkan
Sebab tak ada suara yang akan menuntunmu dari kejauhan, kecuali kenangan
dan hiruk pikuk kota ini yang mengikutimu sebagai bayangan
II
Aku mendambamu
Serupa pagi mendamba sepercik sinar sang surya
Namun perasaan berusaha menyembunyikan dirinya
Diantara lembah-lembah dan kabut rahasia
Jatuh cinta serupa mengembunkan ingatan
Pelan-pelan menguap
Sebelum kau sempat membaca ikhwal dan tanda
Perlahan aku mengekalkanmu dalam catatan musim
Hari-hari memetakan pejalanan
Adakah pelabuhan disana?
Aku ingin menambatkan jangkar
Sebelum waktu kian membadai
Dan ketabahanku masih terpancang setegar karang
Ke dalam dirimu yang laut aku menyeret sejumlah harapan
Mengapung bersama peristiwa yang pasang surut
Masalah yang kadang sarat
Banyak doa yang mesti dirunut
Agar perjalanan kisah berubah jalinan kasih
Agar hati yang kita jaga dengan ta’at makin terus bertaut
0 Komentar