Syamsul Arifin
Filsafat Cina sering dikatakan sebagai pemikiran yang membicarakan atau mengajari kita tentang pemikiran yang mendalam berkaitan dengan sifat dunia dan sifat diri manusia. Filsafat Cina memiliki ajaran-ajaran utama yaitu mengenai lima anasir alam, di antaranya; air, api, kayu, logam, dan bumi. Menurut para pemikir terdahulu bahwa gabungan dari lima anasir tersebut menggambarkan tentang keberagaman seluruh fenomena. Namun pada saat yang sama, kelima anasir tersebut bertemu dengan doktrin tentang kekuatan yang berlawanan yaitu Yin dan Yang. Doktrin tersebut yang menyebabkan terjadinya perubahan pada alam semesta.
Berbicara mengenai perubahan, salah satu kitab mengenai perubahan bernama Yi-Jing membahas metode perubahan yang terjadi pada zaman Zhou. Kitab ini berbicara mengenai seluruh perubahan terutama perubahan mengenai alam semesta secara alami hingga perubahan alam semesta yang disebabkan oleh tindakan manusia. Kitab Yi-Jing terkenal juga dengan sebutan Zhou-Yi karena kitab tersebut lahir pada zaman Zhou. Teks-teks yang termuat dalam kitab Zhou-Yi diubah dari teks yang sifatnya hanya sebuah ramalan menjadi teks yang dapat dikatakan sebagai kebijaksanaan filosofis.
Secara sederhana teks dalam kitab Yi-Jing atau Zhou-Yi ini menyangkut asal-usul dunia (alam) onto-kosmologis dalam hal gerakan dan sisa kekuatan Yin dan Yang pada tingkat paling dasar. Ide yang bisa digarisbawahi dalam teks ini adalah bahwa dunia terdiri dari aktivitas kekuatan Yin dan Yang yang secara sistematis membentuk situasi dunia di mana kita dapat menemukan diri kita sendiri. Pemahaman mengenai hal ini memiliki potensi untuk menjelaskan segala sesuatu dalam pembentukan dan transformasinya. Keterkaitan antara manusia dengan alam yang dapat menciptakan perubahan adalah salah satu bagian tak terpisahkan dari proses kosmologis realitas-realisasi. Hal tersebut adalah salah satu bentuk pemahaman yang nyata bahwa manusia dapat secara aktif mengubah dunia.
Selain pemahaman mengenai perubahan dalam konsep Yin dan Yang, kita tidak dapat terlepas dari makna fenomenologisnya dalam hal pengalaman kita tentang terang dan gelap, gerak dan istirahat, kekerasan dan kelembutan, dll. Yin dan Yang tidak hanya dapat dianggap sebagai kekuatan alam yang hidup, tetapi juga dapat diperlakukan sebagai kualitas dari hal-hal yang mungkin dialami dan dijelaskan juga sebagai masalah kekuatan Yin dan Yang, yaitu sebagai kekuatan kreatif qi (kekuatan hidup atau kekuatan spiritual). Memang dalam kitab Yi-Jing sama sekali tidak menyebutkan kekuatan hidup dalam konsep qi, namun bukan berarti bahwa pengalaman dan pengamatan qi sebagai kekuatan hidup tidak dapat dimulai dengan pengamatan dan pengalaman kekuatan Yin dan Yang dalam proses perubahan realitas.
Yin-Yang dan Model Pemikiran Kosmik
Untuk memahami dunia, kita perlu mengamati dunia. Begitu pun dengan manusia, untuk memahami manusia kita perlu merenungkan diri manusia. Dari sudut pandang tersebut, permulaan Yi-Jing harus ditelusuri ke proses pengamatan dan refleksi. Dunia yang menjadi fokus pengamatan manusia menampilkan dirinya sebagai dunia perubahan. Ketika seseorang mengamati dunia secara menyeluruh dan tanpa kehilangan bentuk perubahan apa pun, maka ia dapat dikatakan terlibat dalam ‘pengamatan komprehensif’. Upaya untuk melakukan pengamatan yang komprehensif ini mengarah pada hasil sebagai berikut; (1) Seseorang mengamati bahwa perubahan dunia selalu berbentuk satu Yin dan satu Yang dalam hubungan timbal balik dan resonansinya. Pengalaman ini muncul dari pengamatan terangnya cahaya bersamaan dengan kegelapan atau bayangan yang menjadi latar belakang cahaya tersebut. Yin dan Yang selalu muncul berseberangan. Seperti halnya kita dapat melihat kekerasan dan kelembutan kurang lebih sebagai masalah Yin dan Yang karena kekerasan dalam arti resistensi yang lebih besar atau dorongan ini muncul biasanya lebih Yang dari Yin, sedangkan kelembutan dengan resistensi lebih kecil biasanya ‘lebih Yin dari Yang’; (2) Pengamatan dan pengalaman yang dapat kita gunakan untuk melihat Yin dan Yang pasti dapat menyadari bahwa Yin dan Yang saling berhubungan dalam banyak cara, timbal balik dan interaktif. Yin dapat mengeluarkan Yang, begitu pun sebaliknya.
Selain pemahaman kita terhadap Yin dan Yang yang seakan-akan terlihat kontras kontradiktif, kita juga dapat mulai memahami bahwa keduanya saling mendukung, mengubah, menyeimbangkan, meningkatkan dan memajukan yang baru. Dalam arti yang lebih dalam dan luas, orang dapat melihat bahwa Yin dan Yang muncul dalam hubungan yang kadang tidak pasti, misal, Yang dapat dikatakan muncul dari Ying sama seperti gerak yang dimulai dari keadaan diam dan sebaliknya.
Kekuatan Yin dan Yang terungkap dalam pengalaman Yin-Yang yang kita miliki. Yin-Yang memiliki kekuatan gerak objektif dan pengalaman manusia dari objek pada saat yang sama. Istilah ini memiliki dua konotasi lebih lanjut, yaitu Yin-Yang sebagai kualitas benda atau hanya sebagai jenis benda. Dunia dibedakan dan diintegrasikan oleh sistem yang terbuka dan komprehensif dan proses berkelanjutan dari kekuatan Yin-Yang seperti yang dialami oleh pribadi manusia. Dari teks yang terdapat dalam kitab Yi-Jing, kita telah melihat bahwa terdapat tiga makna Yin-Yang yang dapat kita pahami, yaitu sebagai pengalaman, sebagai kekuatan kreatif dari alam, dan sebagai kualitas dari segala sesuatu.
0 Komentar