⤵
‘Ayah jangan pergi’
Tubuh anak itu mungil tak mampu menahan
Hanya isak tangis memberi tanda bahaya
Tak disangka tetap melangkah dengan senyum gagah
Hari-hari menanti pulang suami
Perempuan yang mengandung anak
Gelisah saat malam merasakan rindu yang tak biasa
Berharap pesan-pesan itu berbalas
Keheningan menyeruap dalam jiwa
Hari-hari berlayar
Mereka bertugas, tahu akan tiba masanya di sana
Dalam permukaan air laut nafas tiba sejengkal
Tiba saatnya bunyi mantra pertolongan
Kini tiba masa itu
Teriak mohon selamatkan namun harap
Untuk pulang tinggal nama
Mereka, lima puluh tiga terjungkal kesana-kemari
Detik-detik oksigen terakhir pada sisa-sisa tenaga
Waktu mengabadikan untuk selamanya
Menjadi kedaulatan laut
Tetap kokoh menjadi penjaga samudra seutuhnya
Sampai membumi membuat tangis seisi alam semesta
Kehilangan yang tak memaklumi kesedihan
Sanak keluarga menunggu depan pintu
Pesan bertubi-tubi disambut ketidakpercayaan
“Mas, kembali ke udara, anak kita butuhmu”
Masih dengan haru, sang anak menatap nanar mata Ibunya
“Ayah kenapa tak pulang, Bu?”
Semua terjawab, Mereka berlayar untuk menemui Tuhan
0 Komentar